DAFTAR ISI
Halaman
MAKALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB 1 PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . 3
1.1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 3
1.3
Tujuan . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . 4
2.1 Pengertian Kalimat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2 Unsur-unsur Kalimat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.3 Pola Kalimat . . . ..
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
BAB III PENUTUP . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.1
Kesimpulan . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.2
Saran . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara
lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak menggunakan kata-kata secara lepas.
Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku
sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran,
atau perasaan. Dan rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, fikiran,
atau perasaan itu disebut kalimat.
Ketika berbicara, sering sekali kita tidak memperhatikan susunan
atau unsur-unsur kalimat dengan benar. Dalam menggunakan
kalimat, perlu dipahami adanya intonasi, jeda, dan tanda baca. Berdasarkan hal
tersebut, makalah ini akan membahas tentang pengertian kalimat, unsur dan
ciri-ciri kalimat, serta contoh-contoh kalimat dengan pola yang benar.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kalimat?
2. Apa
saja unsur-unsur kalimat?
3. Apa
ciri-ciri dari unsur kalimat?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian
kalimat
2. Mengetahui unsur-unsur
suatu kalimat
3. Mengetahui ciri-ciri
subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap dalam kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Dapat dikatakan sebagai stuan bahasa terkecil
karena sesungguhnya di atas tataran kalimat itu masih terdapat stuan kebahasaan
yang jauh lebih besar. Pakar berbeda menyatakan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa yang secara relatif berdsiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan
secara actual dan potensial terdiri atas klausa.
Secara umum dapat disampaikan bahwa satuan-satuan bahasa lebih
besar yang ada di atas tataran kalimat itu adalah paragraf dan wacana. Suatu
pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam pernyataan itu
sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik disertai objek,
pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada tipe verba predikat
kalimat tersebut. Untuk menentukan predikat suatu kalimat, dapat dilakukan
pemeriksaan apakah ada verba (kata kerja) dalam untaian kata itu. Selain verba,
predikat suatu kalimat dapat pula berupa adjektiva dan nomina.
Dalam bentuk lisan, unsur subjek dan predikat itu dipisahkan
jeda yang ditandai oleh pergantian intonasi. Relasi antar kedua unsur ini
dinamakan relasi predikatif, yaitu relasi yang memperlihatkan hubungan subjek
dan predikat. Sebaliknya suatu unsur disebut frasa jika unsur itu terdiri dari
dua kata atau lebih—tidak terdapat predikat di dalamnya—dan satu dari kata-kata
itu sebagai inti serta yang lainnya sebagai pewatas atau penjelas. Biasanya
frasa itu mengisi tempat subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.
Relasi kata yang menjadi inti dan kata yang menjadi pewatas/penjelas ini
dinamakan sebagai atributif.
Anak kecil itu // pandai sekali.
Unsur anak kecil itu (subjek) yang menjadi
intinya adalah anakkarena dalam unsur itu anak tidak
dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur subjek. Demikian juga, pandai
sekali intinya adalahpandai karena kata pandai tidak
dapat ditiadakan dan kata itu dapat mewakili unsur predikat. Contoh di atas
merupakan kalimat karena terdapat dua unsur yangmenjadi
syarat dari suatu kalimat. Rangkaian kata anak kecil itu mewakili
unsur subjek, sedangkan pandai sekalimewakili unsur predikat. Jika
dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, tanda seru, atau tanda tanya.
B. Unsur-unsur Kalimat
Di samping berunsur subjek dan predikat, kalimat dapat dibangun
dengan unsur yang lebih kompleks seperti pada contoh berikut :
Ayah // selalu mengirimi // kami // uang // setiap awal bulan
S
P
O
Pel.
K
Berdasarkan contoh, dapat diketahui bahwa sebuah unsur kalimat
dapat berupa (S) subjek, (P) predikat, Pel (pelengkap), dan K (keterangan).
1. Subjek
Unsur pembentuk kalimat yang harus disebut pertama adalah subjek. Subjek
adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Ciri-cirinya adalah :
a. Merupakan jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa
Penentuan
subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
b. Dapat disertai
kata ini atau itu
Kebanyakan
subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu atau ini.
Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama
diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata ini atau itu.
c. Tidak didahului kata
depan/preposisi
Subjek tidak didahului
preposisi, seperti dari, dalam, di, ke,kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
d. Berupa Nomina atau
Frasa Nominal
Subjek kebanyakan
berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba
atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2. Predikat
Predikat
adalah unsur kalimat yang memerikan atau memberitahukan apa, mengapa,
bagaimana atau berapa tentang subjek kalimat.
Predikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Merupakan jawaban atas
pertanyaan apa, bagaimana, mengapa, atau berapa
Dilihat dari segi
makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi).
Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat
yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
b. Dapat didahului
kata ialah, adalah, merupakan
Predikat kalimat dapat
berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu
terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas
antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat disertai kata
pengingkaran tidak, atau bukan
Predikat dalam bahasa
Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak.
Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang
berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa nomina atau predikat kata merupakan.
d. Dapat Disertai
Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang
berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
e. Dapat berupa kata atau
kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata
benda, kata atau kelompok kata bilangan
3. Objek
Objek adalah unsur
kalimat yang dikenai perbuatan atau menderita akibat perbuatan subjek. Objek
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Langsung mengikuti
predikat
Objek hanya memiliki
tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subjek
kalimat pasif
Objek yang hanya
terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam
kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan
bentuk verba predikatnya.
c. Tidak didahului kata
depan atau preposisi
Objek yang selalu
menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain,
di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
d. Dapat didahului kata
bahwa
Anak kalimat pengganti
nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap
Pelengkap
adalah unsur kalimat yang melengkapi predikat dan tidak dikenai perbuatan
subjek. Pelengkap memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Melengkapi makna kata
kerja (predikat)
Ciri ini sama dengan
objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap
masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi
saya buku baru.
b) Mereka membelikan
ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku
baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap
dan tidak mendahului predikat.
b. Tidak didahului
preposisi
Seperti objek,
pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi
disebut keterangan. Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
c. Langsung mengikuti
predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d. Berupa kata/kelompok
kata sifat atau klausa
e. Tidak dapat menjadi
subjek dalam konstruksi pasifnya.
5. Keterangan
Keterangan merupakan
unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang
dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di,ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh,
danuntuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika,
dansehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Ciri-ciri keterangan
yaitu:
a. Memberikan informasi
tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan
b. Memiliki keleluasaan
letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan
predikat)
c. Didahului kata depan
seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata
penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.
C. Pola Kalimat
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan
keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah
kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun
pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.) Kalimat Dasar
Berpola S P
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
Misalnya:
·
Mereka
/ sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
·
Ayahnya
/ guru SMA. = S / P (Kata Benda)
·
Gambar
itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
·
Peserta
penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)
2.) Kalimat Dasar
Berpola S P O
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
·
Mereka
/ sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3.) Kalimat Dasar
Berpola S P Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
·
Anaknya
/ beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.) Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel.
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
·
Dia
/ mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5.) Kalimat Dasar
Berpola S P K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
·
Mereka
/ berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.) Kalimat Dasar
Berpola S P O K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Kami
/ memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7.) Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
·
Ungu
/ bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8.) Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·
Dia
/ mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk
menyampaikan ide atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat
jika di dalam pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek,
baik disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung kepada
tipe verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu terdiri dari
subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat didasarkan pada
adanya intonasi, tanda baca, jeda, dan keterkaitannya pada konstruksi lain yang
lebih besar, kalimat ditandai juga dengan kemungkinannya untuk diubah
susunannya tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
B. Saran
Apabila
di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat, kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Daftar
Pustaka
Akhadiyah, Subarti dkk. 1996. Pembinaan
Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Ali, Lukmsn. 1991. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai pustaka
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hasjim, Nafron. 1998. Komposisi dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
0 komentar:
Post a Comment